Sabtu, 03 Desember 2011

Terapi Ketuk untuk masalah Perselingkuhan

 


 
Date posted: 28-02-2012
Surabaya (LoGOS)

Masalah perselingkungan kuat mewarnai kehidupan keluarga di kota-kota besar Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Malah kini ada istilah yang lebih manis, yang dipopulerkan oleh duo Ratu, yaitu teman tetapi mesra (TTM), untuk perselingkungan itu.
080207_perselingkuhan

Selingkuh sebenarnya tidak lagi didominasi kaum laki-laki berisitri, tetapi juga kaum perempuannya. Namun, bila dilihat dari jumlahnya, kasus perselingkungan masih banyak terjadi di kalangan kaum adam. Melihat makin maraknya perselingkuhan, tak ada salahnya bagi Anda, kaum perempuan untuk lebih mewaspadai tindak tanduk para suami di luar suami. Apalagi akhir-akhir ini suami kerap tampil lebih rapi dan wangi. Bukan tak mungkin, suami diam-diam memiliki TTM loh!
Bila kondisinya demikian, banyak cara untuk mengatasi masalah perselingkungan yang terjadi pada suami atau istri Anda. Salah satu cara yang alternatif adalah lewat terapi ketuk atau dikenal dengan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).
Penyembuhan kasus selingkuh itu terungkap dalam sesi testimoni pada acara workshop terapi ketuk yang dipandu oleh pengembangan SEFT yang juga seorang psikolog, Ahmad Faiz Zainuddin, di Surabaya, Sabtu (20/5).
Pada workshop itu, Syamsul Arief, aktivis organisasi buruh di Surabaya yang juga alumni dari pelatihan SEFT, menceritakan pengalaman anak buahnya yang berhasil mengobati seorang suami yang sering mabuk dan sering berselingkuh.
“Kebetulan teman-teman buruh banyak yang mengikuti workshop SEFT dan kemudian dipraktekkan pada tetangganya. Ada seorang diantara peserta workshop, sebut saja namanya Santi, yang sering menerima keluhan dari temannya karena suaminya suka berselingkuh dan tidak pernah memperhatikan dirinya,” kata Syamsul Arief.
Mendapatkan keluhan seperti itu, Santi melakukan penyembuhan dengan SEFT di rumahnya. Santi terkejut karena esok harinya ia mendapatkan cerita dari temannya bahwa suaminya justru menyebut-nyebut nama Santi.
Mendengar cerita itu, Santi malah ketakutan dan kemudian melaporkan kenyataan itu ke Syamsul. Syamsul kemudian mengingatkan Santi agar prosedur terapi dengan S-EFT itu diperbaiki kembali.
“Setelah itu dia memperbaiki prosedur dan beberapa hari dilakukan terapi itu, ternyata, suami dari temannya Santi itu sembuh, bahkan kemudian menangis-nangis meminta maaf kepada si isteri atas kesalahannya selama ini,” katanya.
Mendengar cerita seperti itu, Faiz yang alumni Fakultas Psikologi Unair dan kini menempuh S2 di sebuah universitas di Malaysia itu mengemukakan, dirinya baru menemukan kasus baru, yakni SEFT digunakan untuk mengatasi masalah perselingkuhan.
“Memang sesuai dengan ilmu yang saya peroleh dari buku maupun belajar langsung dari pakar psikologi, SEFT ini bisa untuk dicobakan dalam kasus apa saja,” katanya.
Ia mengemukakan, metode yang dikembangkan oleh SEFT sangat ilmiah karena pada dasarnya sama dengan akupresur, hanya yang disentuh adalah syaraf-syaraf yang berkaitan dengan kejiwaan.
“Jadi SEFT ini bisa untuk mengatasi masalah kejiwaan, seperti trauma, stres atau masalah-masalah lain yang banyak dihadapi masyarakat modern sekarang. Terapi dengan SEFT relatif lebih cepat karena hanya membutuhkan beberapa menit dibandingkan dengan terapi pasikologi konvensional yang butuh waktu berbulan-bulan bahkan tahunan,” katanya. (may/Kcm)

    Khan Sam
HP: 085235688134